Powered By Blogger

Rabu, 06 Juli 2011

Andai Kau Tau Bung


 
Andai engkau tau, di sini, di tempat aku duduk, aku mengetahui sebuah rahasia dari seorang gadis manis bermata jelita, berwajah elok nan ceria. Aku mengetahui rahasianya, rahasia bahwa ia telah jatuh hati kepadamu sedari dulu.
Kau tau, aku selalu memperhatikannya. Memperhatikan wajah manis yang akan berubah menjadi girang saat engkau membalas pesannya. Aku tertawa geli ketika dengan lugu ia menunduk malu di meja, sembari menggeleng-gelengkan wajah yang ia tutupi dengan kedua tangannya, karena terlalu senang mendapatkan pesan darimu. Andai kau tau, ia manis sekali waktu itu hahaha.
Namun, ada satu hal lagi yang membuat tawaku harus ku tahan kuat-kuat karena sangat lucunya ia bertingkah. Setelah malu sembari menundukkan kepala, ia mengangkat wajahnya dan kemudian terlihat bingung. Kau tau apa yang membuatnya bingung? Haha sepertinya hanya aku yang tau apa yang ia bingungkan.
Ia bingung ketika tiba waktunya membalas pesan darimu,  karena ia malu dan merasa sungkan, maka seterusnya hanya itu yang ia lakukan. Ya hanya itu, hanya mengirim pesan dan tak pernah membalasnya lagi. Alasannya cuma satu, bingung. Benar-benar gadis manis yang membuatku gemas haha.
Andai kau tau itu Bung!
Kadang aku merasa benar-benar ingin menjitak kepala gadis manis ini, kau tau kenapa? Ketika ia merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu ia berubah menjadi gadis galau yang aneh. Kau ingat? Haha, entahlah kau ingat atau tidak aku tak tau, tapi yang kutau karena ia sangat merindukanmu waktu itu ia pernah mengirimimu pesan dengan isi tak jelas juga menelfonmu dengan nomor yang disembunyikan. Haha, benar-benar gadis ini (geleng-geleng gemas)
Dan kau tau apa? Dari semua kelakuannya yang aneh. Aku suka caranya saat ia menghapus nomormu dari hapenya karena ia tak ingin begitu terus padamu. Gadis manis ini sadar apa yang ia lakukan tak baik untuk hatinya. Ia tak ingin seperti seorang stalker yang selalu mengganggu hidupmu. Yaa walau sepengetahuanku, kau adalah seorang pemuda baik yang selalu membalas pesan-pesannya dengan ramah dan tak pernah terlihat seperti terganggu dengan kehadiran pesan-pesan si gadis manis.
Kemudian gadis manis tetap melakukan apa yang ia ucapkan di waktu yang lalu, benar-benar menghapus nomormu dan berjanji tidak akan bertindak gegabah dan bodoh lagi. Ia sungguh-sungguh berjanji waktu itu. Walau ia sangat rindu dan menyayangimu, ia akan berjuang mengheningkan cintanya, katanya agar ia disayang Tuhan sebab ia menjadi hambanya yang bertakwa. Aku kembali tersenyum geli melihatnya, melihat perjuangan untuk mempertahankan harga dirinya sebagai seorang perempuan (ujarnya sih begitu) hahaa.
Heeeeemm..., gadis ini memang benar-benar menarik, apalagi saat ia berkata bahwa ia adalah seorang perempuan yang memiliki harga diri. Ia tak ingin terus-terusan seperti orang bodoh yang selalu mengawali hari dengan keinginan mengirimimu pesan. Haha konyol bukan, kegalauannya karena jatuh hati kepadamu membuatku benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak.

“Kita itu jadi cewek harus punya harga diri dong, ingat!!”


Ujarnya bersemangat, benar-benar membuatku geli ketika melihat gayanya saat menasehatiku haha... dasar sok tegar kamu gadis manis. Sepertinya saat berkata seperti itu, ia menasehatiku sembari menasehati dirinya sendiri juga. Hahaha.
Tapi dari semua kekonyolannya, ada satu waktu dimana ia diam tertunduk lesu. Wajahnya terlihat sedih, hari itu ia terus-terusan menghela nafas. Aku tak tau apa yang terjadi dengannya, saat ku tanya apa yang terjadi ia malah menangis sesengukkan sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tak tega melihatnya, aku menemaninya sampai ia berhenti menangis dan mungkin jika ia bersedia bercerita kepadaku apa yang membuatnya bersedih hati aku akan mendengarkannya dan menghibur gadis manis ini.
Ketika ia mengangkat wajahnya yang tampak memerah dan kedua matanya yang tampak sembab. Aku menghapus air matanya dengan tissu dan mengusap-usap punggungnya dengan halus. Ia memandang kearahku, menarik napas panjang kemudian matanya kembali berair saat memulai bicara
“Hatiku terasa sakit Sa. Aku akan belajar melupakannya. Sepertinya ia bukan jodoh yang Tuhan kirim untuk melengkapi hidupku. Ia memilih orang lain Sa huhuhuuuu”
Ia kembali terisak-isak sedih. Aku memeluknya, dan menepuk-nepuk lembut punggungnya. Heeemm, andai kau tau Bung! Ia sangat sedih waktu itu, waktu kau memilih gadis lain dari pada dia yang selama ini mencintaimu secara diam-diam. Saat itu ia berkata ia seperti Bunga Matahari, tokoh yang mengalami kisah sedih karena bodoh telah berani jatuh hati kepada sang surya, ia merasa Bunga itu seperti dirinya, persis seperti kisah Cinta Bunga Matahari yang ada di cerita pendek yang kubuat. Seharian itu ia terlihat lesu dan aku menemaninya hingga ia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.
Andai kau tau Bung!
Wajahnya yang tampak merekah bahagia saat memandang pesan dari mu, wajahnya yang memerah malu saat membaca pesanmu dan wajahnya yang terlalu sedih saat ia merasakan patah hati denganmu.
Andai kau tau Bung!
Ada seseorang yang diam-diam menyayangimu, memperhatikanmu, mencemaskanmu dan menangis sedih ketika pedih itu melukainya terlalu dalam. Andai engkau mengetahui walau jarakmu dengannya terlampau jauh, ia bisa jatuh hati kepadamu dengan caranya yang manis, ia tak tau alasannya kenapa ia jatuh hati kepadamu. Yang ia tau ia hanya merasakan bahwa ia menyayangimu, ia merasakan bahwa ia telah jatuh hati kepadamu, itu saja tak ada alasan yang lain. Ia gadis yang setia ketika hatinya telah terpaut di hatimu. Sungguh! Aku saksinya.
Tapi kau boleh percaya atau tidak mengenai bualanku yang jujur ini. Seperti yang kau ketahui, tak sedikit lelaki yang ingin mendekatinya, tapi saat ia telah jatuh hati kepadamu. Ia menutup semua pintu kesempatan untuk para lelaki yang tak kalah baiknya denganmu. Karena apa? Karena ia memilihmu.
Andai kau tau sedari dulu Bung!
Hari berlalu, juga dengan kisah cintamu Bung. Dan selanjutnya aku melihat matanya yang jelita berbinar lagi menghadapi dunia. Kami sadar bahwa Tuhan memiliki caranya yang manis untuk hidup kami. Dan ia tersenyum kembali sembari mengajakku berlari-lari riang gembira menyapa mentari di siang hari, dan berteduh di pohon yang rindang, dan kembali menikmati hidup. Ia kembali menjadi gadis yang ceria. Ia berkata kepadaku
“Aku tak akan lagi mengingatnya Sa,” ia tersenyum walau rasanya senyum itu menggantung “ia sepertinya bahagia dengan pilihannya”  kemudian senyum itu berubah menjadi kelabu karena ia kembali tertunduk lesu.
“Kau sedih?” tanyaku padanya
“Ya aku sedih, tapi aku tak sedih karena ia tak memilihku. Aku sedih karena ia tak akan pernah tau bahwa ada seorang gadis bodoh di sini yang pernah berani jatuh hati padanya” ia tersenyum kembali kearahku. Kali ini dengan senyum yang manis dan tampak tegar. “Sudahlah ayo kita bahagia, kita berhak bahagia bukan?”
Aku tersenyum dan mengangguk
“Benar! Kita berhak bahagia, hiduplah dan bahagialah kemudian tersenyumlah untuk dunia hahaa”
Dan kamipun berlari-lari riang seperti baru saja tak terjadi apa-apa. Ia tampak berusaha bahagia menjalani hidupnya. Dan aku yang selalu memperhatikan dari tempatku duduk melihatnya kembali bahagia dan ceria.
Andai kau tau Bung! Andai saja kau tak terlalu bodoh dan lamban untuk menyadarinya.

Yogyakarta, Juni 2011

3 komentar:

  1. Nek aku baca tulisanmu sa, selalu nebak-nebak.

    ini fiksi atau fakta?

    ini cerita tentang asa, atau cerita tentang orang lain?

    hahahaha XD

    ahaha, jatuh cinta.
    jadi malu hati :P

    BalasHapus
  2. Wah, Subhanallah..
    *terharu liat dua org yg komen di atasku*

    BalasHapus