Powered By Blogger

Rabu, 29 Desember 2010

Mahkota Baru Purti Asa


Btw itu judulnya gak salah ketik loh, sengaja di tulis gitu hwehehe.


Temaaan! Sembilan tahun yang lalu nih yaa hati saya seneeeng banget lihat mbak-mbak cantik yang menutupi kepala mereka dengan sepotong kain lebar memenuhi rumah, saat dengan berbisik-bisik tetangga, malu-malu gitu saya bertanya kepada Ibu siapakah gerangan mereka? Ibu menjawab, mereka adalah teman-teman Om saya yg kuliah di UNS.

Jie ilaah saya kirain gadis-gadis itu bidadari-bidadari dari langit yang lagi mampir ke bumi, dan gak sengaja nyasar di rumah saya ternyata mereka sama-sama manusia to, hwehee (Lebay tingkat dewa!). Saya ngayal gitu soalnya anggunnya itu loh subhanallah, hahaa ya begitulah ni bocil ngayaaal aja kerjaannya, tapi bukankah calon penulis dan orang besar itu memang harus, wajib, dan tinggi-tinggi ya kalau ngayal ?! Soalnya dari mana para penulis-penulis gede itu dapat pundi-pundi duit atau piti-piti? Yaaa dari khayalan mereka itu kan. Betuuul...! Tuuuul hehe.


Naaah teryata eh ternyata kedatangan mereka ke rumah saya itu tuh buat menjenguk Mbah Kakung yang sedang sakit parah di rumah saya. Sebenarnya Mbah Kakung sudah sering  keluar masuk rumah sakit, dan ini untuk yang kesekian kali Mbah Kakung rawat jalan dirumah, hemat saya beliau gak betah deh dengan suasana rumah sakit yang sepi, garing dan nggak segembira di rumah anaknya bersama cucu-cucunya yang lucu-lucu, imut-imut dan manis-manis (Nunjuk pipi sendiri pakai telunjuk mhihihi).

Waktu itu saya masih malu-malu gitu deh buat ngobrol dengan mereka yang terlihat cantik dan anggun abisss iti. Eh, eh, eeeh, ternyata Mbah Putri yang sedari tadi berada di sebelah saya juga punya pikiran sama seperti saya, hahaha ceritanya nenek sama cucu lagi sehati, so swit!

Pesona mereka di mata kami memang seharum surga, semerbak mewangi, sepanjang hari lala la laa.. Nah saat itu ni yaa, dengan tersenyum penuh arti dan sungguh-sungguh Mbah Putri menyenggol bahu saya pelan.

Ayu ya nduk mbak-mbak e.. Mbah putri seneng mresani cah putri jilbapan apik koyo ngono”

Ni ya teman, saya transletin bahasa Jawanya Mbah Putri, nah beliau  bilang kalau beliau tuh senang lihat gadis-gadis itu berjilbab rapi menutupi segala keindahan tubuhnya, Mbah Putri bilang mereka CANTIK. Heeem, tanpa berpikir panjang saya langsung mengangguk setuju ke Mbah Putri. Sedelapan deh Mbah Putri, akuuuh setujuuuh!

Aah, mereka memang terlihat mempesona di mata kami ‎(♥ _♥ )v..

Setahun berlalu, saat itu adalah waktunya saya  memasuki masa setelah lulus dari sekolah dasar dan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu sekolah menengah pertama. Saya mendaftarkan diri di SMP IT Ikhsanul Fikri (IF) atas rekomendasi Om saya yang kuliah di UNS.

Tiba waktu mendaftar saya kaget! Jeng jeeeng, ternyat semua guru-guru perempuan disini sama kayak mbak-mbak yang menjenguk Mbah Kakung saya di rumah.

Wuaah anggunnyaaah...

Untuk yang kedua kalinya saya terpesona lagi, sungguh! saat itu juga saya jadi termotifasi dan semangat 45 untuk masuk ke IF. Saya bersemangat untuk menjadi bagian salah satu dari pesona keanggunan itu. 

Hohoho what a beautiful dream lil girl! \(o^_____^o)9

Hari pertama masuk ke IF adalah hari pertama sepotong kain itu menutupi kepala saya. Wuaaah sangat amat ribet pake rempong saya pakainya. Beguinini saya makenya, saya  ikat dua ujung kain itu di leher saya, model-model jilbab pentol korek api gitu deeh. Uuuwgh sumpah sesaaak banget bo’ \(>___<,)/ saya sampai nggak bisa bernafas dengan leluasa hah hah haaah!

Naaah hari kedua di IF akhirnya saya memutuskan untuk memakai jilbab instan saja, atau orang-orang biasa juga menyebutnya bergo gitu deh.

Tapi ternyata, eeeng ing eeeng.

"Iih...,  kok lebar amat sih jilbabnya? ini Om gak salah beliinnya? Gak gaul amat sih ini jilbab!" (saya mengenakan jilbab pemberian om saya dengan wajah ketekuk-tekuk. Kertas lipat kalee ditekuk-tekuk =P hehe) Tapi setelah dilihat dengan seksama dan nggak pake acara melototin itu jilbab, sejenak saya berpikir kembali,

"Aaah tapi kan aku jadi sama seperti ibu-ibu guru IF dan kakak-kakak kelasku yg perempuan, cantik dan begitu anggun di Mata Allah dan di saat orang-orang yang memandangku, heeem oke juga nih"

Saya mematut diri di depan kaca.

"Hemmm, jilbab coklat lebar ini pantes gak ya dipake aku?" saya tersenyum simpul.
***

Seiring waktu berlalu, alhamdulillah selama tiga tahun sepotong kain lebar itu tak pernah lepas dari kepala saya, tentunya saat diantara orang-orang yg bukan mahrom saya. Ia bagai benda berharga yang pernah ada dalam hidup, di IF tak sedikitpun saya temui hambatan dalam kisah perjalanan bersama sepotong kain cantik itu.

Masa SMA saya lalui di MAN 1 Magelang, di situ saya tetap dong setia melebarkan sepotong kain itu. Tak ada ragu sedikitpun karena surat An nur ayat tiga puluh satu tertanam, dalam dalaaam sekali di hati saya, kemudian mengakar dan berbunga indah.

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya..”
(An Nur 31).

Walau sekolah negeri ini mewajibkan seluruh siswinya mengenakan sepotong kain itu, tetep ada saja selentingan-selentingan dan pertanyaan konyol dari mereka untuk saya.

"Mba Asa, mbo jilbapannya tu yg ringkes aja to, sumuk ni lho aku kalau liat kamu.." ujar teman saya yang latah memanggil saya 'Mba' saat kita orang pulang bareng di angkutan jalur tujuh, angkutan paling esklusif tuh di kota saya mhihihi (boong pake banget =P), dengan halus dan sedikit guyonan saya jawab dengan nyantai.

"Waah sumuk ya? kalo aku sih milih sumuk di dunia aja deh, daripada nanti sumuk di neraka, bersumuk-sumuk dahulu berbahagia-bahagia kemudian hehe"

Saya  tersenyum kepada teman saya itu

"Eh kalo dirimu sumuk liat aku ni yaaa, nih kalau ketemu saya langsung merem ajaah, kalau enggak nih aku saranin ngumpet ajh biar gak sumuk, hehehe"

Doeng!! Saran yang aneh tapi okelaah lumayan buat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mempertanyakan sepotong kain cantik saya.

Setelah saya bilang kayak gitu, kami berduapun tertawa geli karena guyona sayatadi hahaha.

Nah!! ada juga beberapa anak-anak cowok yg bilang kalau saya nih Reok, Batman, P-men, saua gundul, saya nutupin kepala saya pakai selimut, gara-gara sepotong kain lebar ini saya pertahanakan. Tapi, tapi, tapii perkataan-perkataan mereka selalu saya tanggapi dengan stay cool, halaaah penting amat sih menanggapi guyonan teman-teman saya dengan serius, mereka kan geje abis, geje itu harus diperangi dengan geje juga!! (teori dari mana neeeng). <(=___=”)?

Tapi bener loooh temaan, Benjamin Franklin berkata dalam salah satu kata bijaknya

“Sesuatu yang di mulai dengan perasaan marah, akan berakhir dengan perasaan malu”
(Benjamin Franklin)

Hehe jadi itu landasan teorinya kenapa geje harus diperangi dengan geje juga. (haaah gak akurat, gak akuraaaat!!). maksudnya ya gak usah di bawa emosi gitu lhoo, nyante ajah men. ^^

Tapi nih ya teman, saya nggak pernah menolak bila ada teman yang bertanya dengan saya secara serius, akan saya terangkan kepadanya tentang alasan-alasan syar'i saya memakai sepotong kain lebar ini dengan gamblang, lugas dan tegas. 

Kecintaan saya pada sepotong kain itu membuat saya termotifasi membuat tugas akhir karya tulis saya berjudul.

“Jilbab yang Benar Pada Siswi MAN 1 Magelang dan Korelasinya Terhadap Kriteria Syar'i”

Saya berharap karya tulis saya yang ada di perpustakaan sekolah bermanfaat bagi semuanya. Banyak hal yang saya sampaikan dalam karya tulis itu, dari sejarah sepotong kain yang awal mula bukan dari agama islam, dasar-dasarnya diwajibkan berjilbab, sampai contoh jilbab di berbagai belahan dunia.


Delapan tahun bersamamu sepotong kain penutup mahkotaku,
akan kubawa engkau sampai ku terlelap di liang lahat.


Tanamku dalam hati sanubari.


Selesai


Basicly from true story Asa G. Lizadi.
2003 s/d 2010 s/d akhir menutup mata.

2 komentar:

  1. purti? sengaja? heu heu.. bisa aja. :P

    BalasHapus
  2. =D Gyahaha, gara2nya salah satu dari adik kami tidak bisa mengucapkan kata Putri. Tapi purti
    ya kami jadiin judul entri baru kami aja hehe =P

    BalasHapus