Powered By Blogger

Jumat, 08 Juli 2011

Surga Dunia Karangmalang: Warung Makan Bebakaran

 
Salah satu surga dunia mahasiswa adalah MAKANAN MURAH YANG ENAK!!
Saya kira tidak akan ada satu pembaca mahasiswapun  yang akan menyangkal pernyataan keramat ini, termasuk rekan-rekan saya yang masih duduk di bangku kuliah. Tentu saja saya yang masih terdaftar di Universitas ternama Indonesia, Universitas Gadjah Mada UGM, juga satu pemikiran dengan mereka. Bagaimana tidak, ibarat seorang pengelana yang mengembara, kami adalah pemuda yang tidak memiliki banyak uang. Harus membagi uang saku agar pas dan cukup hingga akhir bulan adalah hal yang wajib kami lakukan ketika menjalani hidup sebagai seorang perantau di kota Yogyakarta. Alhasil menemukan makanan murah dan harganya terjangkau adalah sebuah kebahagian besar dan amat mendalam bagi kami. Mungkin terdengar agak lebay, tapi memang begitulah kenyataannya. Tepatlah jika salah satu surga dunia kami adalah makanan murah yang enak.
Banyak warung makan yang menyediakan aneka macam makanan di daerah pemukiman warga sekitar kampus UGM. Tentunya di daerah tersebut menjadi tempat dimana mahasiswa tinggal atau ngekos. Warung-warung makan menjamur dari warung burjo, sate, bakso, aneka olahan mie, bebakaran, batagor, nasi goreng, warung makan yang menyediakan rames dan masih banyak lagi.  Semua tersedia dengan berbagai macam rasa, cara penyajian dan harga. Dari harga mahasiswa yang murah sampai harga standar. Makanan dengan harga mahal juga ada, namun untuk makanan dengan harga mahal jarang di temui di daerah sekitar pemukiman mahasiswa. Kebanyakan harga yang ditawarkan cukup untuk kantong-kantong tipis mahasiswa.
Ada satu yang menjadi perhatian saya di antara banyak makanan yang tersedia. Di daerah  Padukuhan Karangmalang Sleman Yogyakarta tepatnya, yaitu bebakaran. Rekan-rekan mahasiswa saya sering menyebut warung makan yang menyediakan aneka lauk yang dapat di bakar dan digoreng dengan sebutan bebakaran. Jadilah saya juga menyebut warung makan Lamongan nasi pecel dan lempok yang membuat saya tertarik itu dengan sebutan warung makan bebakaran. 
Disana tersedia berbagai macam pilihan lauk yang bisa dipesan pengolahannya dengan cara dibakar atau digoreng. Ada tempe, tahu, terong, ayam,  aneka ikan, lele, tongkol, nila dan masih banyak lagi. Kenapa saya tertarik dengan warung makan ini? Jawabannya adalah pada harga yang ditawarkan dan cita rasa dari menu yang disajikan. Murah dan enak. Pembaca bisa bayangkan bagaimana warung makan ini menyajikan makanan. Satu piring lebar di isi satu porsi nasi hangat dengan lauk ikan tongkol goreng, lele bakar, atau ayam goreng yang harumnya sedap sangat karena baru saja di goreng atau di bakar, ditambah sayur yang dilumuri saus kacang dengan tambahan sambel yang pembeli bisa memilih ingin sambel goreng, sambel trasi tomat atau sambel yang menjadi favorit saya di warung makan lamongan ini, yaitu sambel bawang. Sedap sekali!

Dengan uang tiga ribu rupiah pembeli sudah bisa mendapatkan satu porsi nasi plus terong bakar atau goreng yang di lumuri sambel. Tidak doyan dengan terong? Mudah saja, pembeli bisa memilih aneka ikan dan ayam yang disajikan penjual dengan menggiurkan. Jika anda hanya membawa uang lima ribu rupiah jangan khawatir. Dengan uang itu anda bisa mendapatkan satu porsi ikan lele bakar atau goreng yang sedap dan nikmat. Jika anda membawa uang sekitaran tujuh sampai sepuluh ribu anda bisa memilih ikan tongkol, nila atau ayam bakar.
Jumlah pegawai warung makan Lamongan nasi pecel dan lempok ada empat orang.  Pelayanan yang diberikan oleh ibu penjual sangat friendly. Pegawai-pegawai yang lain juga cukup baik dan ramah. Maka tidak heran jika banyak pembeli yang umumnya mahasiswa memilih untuk membelanjakan uang dan mengenyangkan perutnya di warung makan Lamongan. Baiknya ibu penjual terkadang terlihat pada beberapa pembeli yang berasal dari Sumatra, yang rata-rata menyukai makanan pedas. Pernah suatu kali saya mendengar pembicaraan ibu pemilik warung dengan pembeli yang berasal dari daerah Sumatra.
“Bu tambahilah sambalnya, kami orang sumatra tidak berasa makan sambal jika sambalnya sedikit”
“Oh iya mbaaak boleh, saya tambahi dua lagi ya mbaak” sambil tersenyum ramah kepadanya.
Begitulah ramahnya ibu penjual kepada para pembeli. Sehingga pembeli senang untuk kembali membeli makan di warung ini. Pembaca tentunya juga sepakat bukan jika penjual melayani dengan ramah membuat kita senang untuk sering membeli dagangannya. Ya begitulah ramahnya mereka.
Jika anda ingin makan di situ, warung makan lamongan yang berbentuk warung tenda menyediakan tempat meja dan kursi. Jika ingin lesehan, warung ini juga menyediakan tempat duduk beralaskan tikar. Tapi jika anda memilih lesehan maka bersiap-siap lah makan di tempat gelap. Karena tempat lesehannya berada di trotoar sepanjang jalan lembah UGM yang tidak terdapat lampu penerang. 
Pilihan yang menarik bukan untuk mahasiswa yang ingin makan enak dengan harga murah dan terjangkau. Surga dunia itu bisa kita cicipi di warung makan Lamongan nasi pecel dan lempok di padukuhan Karangmalang. Harga murah tentu menggiurkan, apalagi rasa yang sedap dan enak membuat mahasiswa mana saja tidak tahan untuk tidak mencoba.
Saya juga salah satu pelanggan tetap warung makan Lamongan itu. menu yang sering saya pilih ada lele bakar dengan sambel bawang. Wahhh!! Bagi saya mahasiswa yang termasuk harus mengirit soal uang makan, lele bakar warung lamongan itu pilihan makan enak, murah dan dahsyat dengan sambel bawangnya pedas.
Jadi mahasiswa atau siapa saja kalian yang berniat irit namun tetap berkeinginan makan enak, alasan apalagi yang membuat kalian tidak memilih warung makan ini untuk menjadi favoritmu. Saya jamin pembaca tidak akan menyesal. Makanan murah dan enak ada di dunia ini loh pembaca yang budiman!!

1 komentar: