Powered By Blogger

Rabu, 26 Desember 2012

Makna Cinta Nenek Je-Ji



Aku menjenguk nenekku, Nenek Je-Ji yang telah lama bersedih karena kepergian kakek lima tahun yang lalu. Aku selalu ingin menghiburnya, dan membuatnya tersenyum seperti dulu lagi. Namun tetiba ketika aku sampai di rumah nenek, Nenek Je-Ji tampak tersenyum, wajahnya cerah dan secemerlang daun-daun musim semi.

Lalu ia pun tanpa kutanya menjelaskan perihal cerahnya ia hari ini.
"Kau tau mengapa aku begitu bahagia hari ini?" Aku terperangah gembira melihat nada suara Nenek Je-Ji yang ceria. Aku mengangguk bersemangat ingin mengetahuinya, sembari tersenyum girang. "Setelah lama bertanya-tanya mengapa Tuhan mengambil kakekmu, meninggalkanku sendirian, akhirnya aku mengetahui alasannya"

"Dalam kehidupan setiap manusia, ada sejumlah cinta yang harus diraih, tetapi aku tidak pernah mencoba meraihnya"

"Kakekmu sejak awal telah menyadarinya bahwa rahasia hidup bahagia adalah dengan mencintai dan dia telah mempraktekan dalam hidupnya."

"Jadi, bukankah aku sekarang harus mengerjakan 'PR cinta' sendiri?" 

"Itulah alasan aku diberi waktu untuk mencintai dengan semampuku"

"Kita hanya dapat memberi cinta selagi kita masih hidup di dunia."

"Begitu meninggalkan dunia, kita tidak mungkin lagi melakukankannya"

"Aku telah diberi hadiah: waktu untuk belajar mencintai dan memberi." 

"Perhatikan saja ketika minatku pada cinta berkembang." 

Setelah hari itu, pergi ke rumah nenek seperti kebahagiaan berjalan melalui kebun bunga di musim semi. Setiap kali aku mengunjungi Nenek Je-Ji, dia akan menunjukkan buku hariannya.

"Kemarin pamanmu marah karena masalah sepele. Namun, kudengarkan saja omelan dan kata-kata kasarnya sampai selesai, dan mencoba menutupi kemarahannya dengan cinta."

"Keesokan harinya dia mampir dengan membawa kue besar sambil meminta maaf. Aku memberikan kue itu untuk orang-orang miskin di sekitar rumahku. Lebih dari sepuluh orang menikmati makanan lezat itu."

"Lalu hari ini mereka datang: memotong rumput di halaman dan menanam bunga. Orang-orang yang lewat rumahku pasti melihat betapa indahnya bunga-bunga itu! Jadi kamu lihat, cinta dan rasa syukur itu terus berjalan, seperti lomba estafet."

Cara hidup Nenek Je-Ji berubah dari hari ke hari. Nenek selalu menempatkan cinta baru ke dalam kehidupannya, seperti menambahkan kepingan-kepingan puzzle. Selama hari-hari terakhir Nenek Je-Ji di dunia, aku mengunjunginya di rumah sakit setiap hari. Kemudian pada suatu hari aku menemukan Nenek Je-Ji tak berada lagi di kamarnya. Kemudian ketika aku kebingungan mencari Nenek Je-Ji, seorang suster mendatangiku, dan dengan senyumnya yang anggun ia mengajakku ke arah jendela yang dipenuhi cahaya hangat mentari pagi itu.

"Nenek Je-Ji adalah orang yang sangat istimewa. Dia telah menjadi pancaran cahaya." Suster itu memulai pembicaraan.

"Sebelum dia pergi, sebelum segalanya terasa paling sulit baginya, nenekmu meminta secangkir air. Kupikir dia menginginkannya karena haus. Tetapi dia menuangkan di atas daun-daun kering di bak tanaman jendela."

"Katanya dia ingin daun-daun mungil itu tumbuh menjadi hutan lebat. Ada satu lagi yang dikatakan Nenek Je-Ji: Jika meninggal, dia ingin menjadi cahaya yang menyinari hutan itu."

"Orang-orang akan berkumpul dan duduk di hutan itu, membicarakan cinta, begitu kan? Mereka juga akan menceritakan kisah-kisah nenekmu."

"Bagi setiap orang, nenekmu adalah pancaran cahaya itu sendiri."

Aku pun tertegun, tertunduk penuh haru.

Nenek Je-Ji, meskipun kisah tentang kasih sayangmu berakhir di sini, buku harian tentang cinta Nenek akan dihargai, dan kebanyakan orang yang telah Nenek sentuh dengan cinta akan terus memberikan cintanya, seperti lomba estafet.

Selama cahaya yang jatuh di bahu kami selalu bersama kami.


Ps: "Tadi malam aku telah ditunjukkan bahwa kita tak dapat belajar tentang cinta di luar sana. Cinta harus dijalani di sini, di dunia. 
Begitu kita meninggalkan dunia, maka sudah terlambat.
Jadi, aku diberi hadiah kehidupan sehingga aku bisa belajar hidup dengan penuh cinta di sini saat ini." 



Chicken Soup for the Soul, Graphic Novel. Hadiah terindah. 
Diceritakan kembali oleh: Asa G. Lizadi.

1 komentar:

  1. sukaaa!! =)

    coba liat video di link ini, so touching and emotional
    "Grandpa" http://www.youtube.com/watch?v=9ll-bDmK3EA

    BalasHapus